Pengalaman Beli Tanah dan Buat Rumah KPR di Bangkalan Madura

Sudah bukan rahasia lagi jika kebutuhan akan properti terus mengalami peningkatan. Permintaan yang meningkat membuat harga properti seperti tanah dan rumah terus naik setiap tahunnya. Hal ini membuat banyak anak muda terutama generasi millenial kesulitan untuk mewujudkan mimpinya untuk memiliki rumah impian.

Tetapi jika kamu bertekad untuk membeli tanah lalu dibangun rumah itu juga bisa. Terlebih saat ini ada banyak rumah yang dijual dengan sistem kredit atau KPR. Untuk harga rumah di masing-masing daerah tentu saja mengalami perbedaan. Saya beli rumah pertama pada tahun 2021. Gimana ceritanya?

Awalnya Masih Kost di Krian, Sidoarjo

Di awal menikah saya belum memiliki keinginan untuk membeli rumah dan membangun rumah sendiri. Pasalnya pada waktu itu saya dan suami memilih untuk menyewa satu kamar kost di Krian, Sidoarjo. Kebetulan pada saat itu suami sedang bekerja di salah satu perusahaan yang ada di Wringinanom, Gresik.

Kami tidak lama tinggal di kost, kira-kira hanya 2 bulan saja karena waktu itu virus Covid-19 sudah masuk di Indonesia dan masuklah pandemi Covid-19. Setahun kemudian suami diterima bekerja di Bangkalan, Madura. Dimana di kota tersebut kami akan tinggal dalam waktu yang cukup lama, bahkan hingga masa pensiun.

Mempertimbangkan Kontrak atau Membeli Rumah KPR di Bangkalan, Madura

Awalnya kami memutuskan untuk mengontrak rumah terlebih dahulu sambil menabung untuk membeli rumah. Akan tetapi, rencana tersebut tidak didukung oleh mertua. Dimana mertua lebih mendukung untuk langsung membeli rumah KPR saja karena harga kontrak rumah selama satu tahun di Bangkalan sama saja seperti biaya cicilan rumah selama satu tahun.

Mendengar saran tersebut kami sedikit bingung karena memang belum memiliki banyak tabungan untuk DP rumah. Akan tetapi, untuk persoalan ini mertua akan membantu untuk pembayaran DP rumah. Setelah pembicaraan ini, suami mulai melakukan survei rumah di Bangkalan.

Survei Rumah KPR di Bangkalan Madura

Kebetulan ada beberapa perumahan yang di survei. Mulai dari perumahan yang ada di kota, di pesisir bahkan di dekat Kampus UTM. Dari survei yang dilakukan disimpulkan bawa harga rumah KPR di Bangkalan ternyata sudah cukup tinggi dibandingkan kota lainnya seperti halnya di Blitar.

Dari salah satu perumahan yang disurvei, ada rumah yang dijual dengan harga Rp 130-an juta rupiah. Dengan harga tersebut sudah bisa memiliki rumah dengan tipe 30. Rumah tersebut dibangun diatas tanah bekas rawa sehingga kualitas airnya kurang bagus. Selain itu, air PDAM juga belum masuk di perumahan tersebut.

Sumber air di perumahan tersebut berasal dari sumur. Akan tetapi, sumur disana rentan kering terutama saat musim kemarau. Jika sudah kering dan PDAM belum masuk tentu ini akan membuat keluarga saya kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Maka dari itu, kami tidak jadi memilih rumah di perumahan tersebut.

Setelah itu, suami mulai mencari rumah di perumahan yang ada di kota Bangkalan. Meski bukan kota besar, jumlah perumahan di Bangkalan sangat banyak. Salah satunya adalah perumahan Pondok Halim 2 yang ada di Jalan Halim Perdana Kusuma. Jumlah rumah di perumahan ini cukup banyak dan warganya juga sudah banyak.

Setelah berkeliling perumahan ini, kami mulai mencari-cari informasi tentang rumah disini. Suami kemudian mendatangi marketing office-nya yang berada di dekat pintu masuk perumahan. Kebetulan perumahan ini sedang membangun rumah di blok baru dengan harga yang terjangkau. Dimana pembeli juga bisa membeli rumah dengan subsidi.

Akan tetapi, rumah baru tersebut belum akan dibangun karena memang menunggu banyak pembeli dahulu. Soal desain rumah baru tersebut memiliki desain kekinian sehingga cukup bagus. Tersedia dalam 2 tipe yaitu tipe 36 dan 30 dengan harga yang cukup terjangkau. Untuk rumah dengan tipe 30 dijual dengan harga Rp 230 juta rupiah dan tipe 36 dijual dengan harga Rp 280 juta rupiah.

Meski tersedia dalam dua tipe tetapi untuk luas tanahnya sama yaitu 6 meter x 14 meter. Bangunan rumah disini menggunakan desain rumah minimalis. Setelah berdiskusi panjang, akhirnya kami memutuskan untuk membeli rumah di Perumahan Pondok Halim 2. Akan tetapi, kami tidak membeli rumah desain terbaru karena butuh waktu lama untuk membangunanya.

Memutuskan untuk Membeli Rumah Stock Lama

Dikarenakan kami ingin segera menempati rumah tersebut maka lebih baik membeli rumah stock lama. Meski stock lama, rumah yang akan kami beli memiliki kualitas bangunan yang masih bagus. Tidak ada bagian tembok yang retak atau rusak. Menariknya lagi, rumah tersebut memiliki luas 6 meter x 15 meter. Ada kelebihan tanah 1 meter sehingga bagian belakang terlihat lebih luas.

Rumah yang kami beli dibangun dengan desain minimalis dan tipe 36/90. Rumah tersebut memiliki 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi serta sumber airnya berasal dari PDAM. Meski tidak luas tetapi rumah ini sudah cukup untuk keluarga kecil kami. Sisa tanah di bagian belakang cukup luas sehingga bisa dibangun dapur dan 1 kamar tidur lagi.

Untuk harganya, rumah tipe 36/90 yang kami beli dijual dengan harga Rp 250 juta. Jika ingin mendapatkan subsidi maka kami harus membayar dp sebesar Rp 120 juta rupiah. Kami menyetujui hal tersebut lalu mulai mengajukan pembelian secara KPR. Pengajuan KPR disetujui dan kami membayar DP Rp 60 juta rupiah yang dicicil empat kali. Masing-masing pembayaran Rp 30 juta rupiah.

Kabar baiknya, kami mendapatkan potongan DP sebesar Rp 5 juta rupiah sehingga DP akhir yang dibayar sebesar Rp 115 juta rupiah. Kami mengambil tenor pembayaran rumah selama 15 tahun dengan angsuran per bulan sebesar Rp 1.126.000 rupiah.

Dikarenakan kondisi bangunan rumah yang masih bagus, kami tidak mengeluarkan uang tambahan untuk melakukan renovasi rumah. Hanya saja kami langsung membangun pagar depan agar rumah menjadi lebih aman dan nyaman.

Dikutip dari laman https://artikel.rumah123.com, kamu yang memiliki keluarga dengan dua orang anak disarankan untuk memilih rumah dengan tiga kamar tidur. Saat ini ada banyak referensi desain denah rumah desain minimalis 3 kamar tidur yang bisa diterapkan untuk membangun rumah impianmu.

Nah itulah sedikit cerita tentang pengalaman beli tanah dan buat rumah dari kami. Semoga bermanfaat ya!